Selasa, 06 Mei 2008

Pengalaman jadi OP warnet 1

Sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu, saya menjalani sebuah kegiatan baru yaitu menjadi seorang operator sebuah warnet yang berada di Jl. Wonosari yang bernama AHAinternetnow. Sebuah pengalaman baru didunia kerja. Ya meskipun sepertinya kondisi dunia kerja yang sesungguhnya jauh berbeda dengan pekerjaan yang saya jalani hingga tulisan ini saya buat.

Tugas utama yang sebagai seorang operator saya kelompokkan menjadi 4. yaitu mengontrol bandwith user, mengontrol billing, menjaga bilik, dan jualan makanan.

Mengontrol bandwith user. Dengan bandwith 256 kbps (kilo bit per second) dan 15 bilik maka dapat dibagi tiap user kurang lebih sebesar 17 kb. Namun kami tidak melakukan pembagian langsung seperti itu. Sudah tugas operator untuk mengontrol besar bandwith yang digunakan user. Cara yang kami pake adalah dengan memberikan besar bandwith unlimited pada winbox sehingga user bisa leluasa menggunakan bandwith. Namun bila penggunaannya terlalu besar (disini kami asumsikan melebihi 128kb) maka kami lakukan pembatasan dengan menurunkannya ke 128kb atau lebih kecil tergantung kebijakan operator dengan melihat banyaknya user yang sedang melakukan akses internet. Sebenarnya penggunaan winbox ini masih banyak fungsinya, namun sebagai operator cukup mengontrol besaran bandwith yang digunakan user saja. Untuk yang lain biarlah yang berkepentingan yaitu adminnya yang memanajemen router.

Mengontrol billing. Disini ada beberapa hal yang dilakukan dalam kaitannya mengontrol billing. Kami mengawasi bilik mana saja yang aktif, yang digunakan, yang sedang error, jumlah pendapatan, dsb. Terkadang kami juga mengawasi apa saja yang dilakukan user malui fasilitas remote client yang ada pada program billing. Dari pengawasan ini kami tahu apa saja yang diakses user. Saya pribadi cukup tercengang dengan hasil pengamatan saya. Ternyata banyak yang mengakses situs porno. Bukan hanya orang dewasa, namun anak kecil seusia kelas 5 SD gak cowok gak cewek sempat saya tangkap basah sedang mengakses situs porno. Sebegitu rusak kah generasi ini?? Bila anak-anak ketahuan maka akan langsung saya lakukan tindakan “destroy and kill”. Maka situs yang mereka buka akan tertutup. Beban mental ada pada kami sebagai penyedia layanan untuk akses internet bila anak kecil menggunakannya untuk hal-hal seperti itu. Selain itu kami terkadang melakukan komunikasi dengan user melalui program billing tersebut.

Menjaga bilik. Disini kami juga diminta untuk menjaga bilik dari kotoran dan kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti contohnya kehilangan perangkat kelengkapan yang ada dibilik. Pernah terjadi kehilangan webcam karena dicuri oleh seorang anak kecil. Namun kasus telah terselesaikan.

Jualan makanan. Karena kami disini juga menyediakan makanan ringan dan minuman, maka operator merangkap mnjadi penjual. Ada beberapa jenis softdrink dan makanan ringan di warnet kami. Bahkan operator bila ada keinginan menitipkan barang dagangan juga bisa. Termasuk saya juga titip. Yang menjadi catatan bagi saya, kebanyakan “nombok” karena kelupaan menjumlah biaya beli makanan dengan harga billing saat user akan membayar.

Untuk setiap kali akan berganti operator kami melakukan rekap akan semua transaksi selama jaga. Setelah beres baru pulang

Mungkin cukup dulu untuk critanya. Lagian siapa yang mau baca hehehehe… sekedar nulis kok sambil jaga.

* saya memulai pekerjaan di AHA bukan sebagai operator, namun OB. Dan akhirnya diminta untuk menjadi OP juga.



11 komentar:

Anonim mengatakan...

wah ternyata susah juga jaga warnet. kirain cuma jaga billing aja. ternyata lebih rumit
wah bagus tu warnet nya. bisa ngawasi client, emg gitu harusnya. biar gak macem2 client nya, kalo perlu client yg nakal disemprit aja (he he he...)

ekonugroho mengatakan...

hehehe... mungkin tiap warnet beda. ya itu diwarnet tempat eko maen. ternyata bendahara OSIS SMU 5 dulu ini masih nggak berubah jauh. hehehe... jadi keinget waktu satu kepengurusan di OSIS.. hehehe...

Anonim mengatakan...

iya...SALUT deh ama warnet nya.
kalo perlu gak usah kompromi, lsg matiin aja kompi nya (biar salting client-nya he he he).
tapi harus hati2, kebijakan seperti itu bisa jadi bumerang. ntar client pada kabur. yg jelas warnet juga harus selalu memberikan inovasi2 terbarunya, biar gak di tinggal pelanggan.

Anonim mengatakan...

Salut nih buat Mas Eko...
Jaga warnet sambil jualan...
Saya aja yang cuma jd op warnet udah repot ngontrol klien, apalagi kalo sambil jualan....
Salut.. salut... :)
oiya.. salam kenal ya...

Anonim mengatakan...

Aha... :-D
Akhirnya... :-D

Anonim mengatakan...

Hiks...
Kcian deh gw... :-S

Anonim mengatakan...

Akh..
Na nginep lg dt4 antm y,nti pas wkt walimahny a. Iwan n u. Novita..
Ok? ;)

ekonugroho mengatakan...

silahkan saja...
pintu rumah insyaAllah selalu terbuka untuk saudara-saudaraku... dan kamar eko cukup luas untuk ditempati beberapa orang kok. tapi ya.... gitu deh... seperti biasa... kayak kapal pecah... hihihi...

Anonim mengatakan...

Hm, kapal pecah...
kamar lelaki mah mayoritas sama aja dimana-mana. Mayoritas loh :-D
*mulai gak nyambung ma artikelnya, huehehe*

ndu nana mengatakan...

jaga warnet emang gak se sepele yang orang2 kira sih, Op emang merangkap semua, ya jualan, ya jaga/kontrol billing, layanin user yg tanya2, blon yg bawel2, blon yang gaptek, and Op pun jadi petugas kebersihan juga.

ekonugroho mengatakan...

bener juga tuh... jadi OP emang rangkep2 kerjaannya. apalagi kalau ngadepin yang rada gaptek... musti sabar...

5 posting terbaru